Jumat, 26 Maret 2010

Cinta Di ujung Keabadian

Bel penanda berakhirnya jam sekolah berbunyi…kini waktunya Dhanty,siswi sebuah SMK di Bantul menyelesaikan tugas-tugasnya dari guru. Wajah manis dengan tinggi 153 cm yang dihiasi jilbab putih menambah potret kesederhanaannya.
Ditapakinya koridor sekolah dengan langkah yang tak henti cepatnya….Ia duduk di sebuah kursi dengan almari penuh buku-buku koleksi sekolah dengan macam2 tema dan dari pengarang yang berbeda pula.
Senja mulai menyelinap di lorong-lorong jendela perpustakaan itu pun hampir tutup. Waktunya Dhanty pulang ke rumahnya. Baru saja ia meninggalkan ruang itu, panggilan telephone dari kakaknya ia terima…
“Dek..cepet pulang!Ayah masuk rumah sakit..cepet ya!”
Detak jantung berdebar keras…keresahan hati tak dapat dibendung lagi.
***
“Alhamdulillah…”bisik hati Dhanty lega. Masa kritis ayahnya telah berakhir. Kini ayahnya hanya butuh istirahat cukup.
Dhanty menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang saat itu terbilang sepi. Di ujung lorong itu..terlihat sosok laki-laki,tinggi,kurus, dan menarik bagi pandangan Dhanty. Sekilas Dhanty melihatnya dan belalu begitu saja.
***
Dua minggu telah berlalu..ayahnya telah sembuh total dan telah menjalani kegiatannya seperti biasa.
Udara pagi itu terasa sejuk..hari itu seharusnya ia berangkat sekolah, tapi siswa kelas XII diadakan ujian TPM dan siswa kelas X,XI dipiliburkan.
Terlihat angkutan membawa barang-barang perabotan rumah. Rupanya Dhanty mendapatkan tetangga baru yang tak jauh dari rumahnya. Kening mengkerut…rasa heran dan tak percaya berpadu.
“Itu kan cowo yang aku lihat di rumah sakit kemarin!” uacap dalam hati.
Tak disangaka…lelaki itu kini menjadi tetangganya sendiri.
***
“Randa ya…?”
“Iya..ada apa ya?”
“Gini..aku mau ngasih undangan buat rapat pemuda ntar malem. Dateng kan…?
“oh..Insyaallah!”
Untuk pertama kalinya Dhanty berbicara dengan Randa. Namun semakin hari, Randa tak menunjukkan bahwa ia mencintai Dhanty. Di sisi lain, Dhanty tersiksa atas perasaannya sendiri terhadap Randa. Dengan setulus hati Dhanty mencintai Randa, meski tak pernah Dhanty mengungkapkannya pada Randa.
***
1 tahun berlalu..terdengar kabar bahwa Randa masuk rumah sakit. Ternyata selama ini ia mengidap leukimia…
Dan di malam itu,3 hari setelah Randa masuk rumah sakit.
“Tok..tok..tok!! Suara dari luar mengagetkan Dhanty yang termenung memikirkan Randa.
Terkejut setengah mati..Randa datang dengan tiba-tiba. Dan ia memberikan sepucuk surat pada Dhanty sembari berkata..
“Bacalah surat ini saat aku telah jauh darimu..dan kamu akan tau semua tentang aku!!”
Tanpa sempat Dhanty bertanya, Randa berlalu begitu saja.
***
Esok harinya..kabar yang sungguh mengiris hati Dhanty. Randa meninggal…Tumpah sudah air mata Dhanty. Menangis ia tanpa henti.. Dan teringat ia akan surat itu..

“Mungkin takdir tak menyatukan kita di dunia ini..
Namun aku yakin, kita kan bertemu nanti di surga.
Dan bilakah kau tau,aku menyayangimu dengan sangat hingga aku takut mengungkapkan padamu,,karena aku hanya akan melukai hatimu dan pergi tinggalkanmu..
Dan saat senyummu pertama kali aku lihat…sungguh aku tak menyesal untuk kembali pulang saat ini.
Dan bila kau menyapa aku di jalan rumahmu,sungguh harus kau tau. Disana aku hanya ingin memandang indahmu,karena aku ingin sisa hidupku selalu terhiasi senyum indahmu……
Dan kata terakhir dariku..I LOVE U,DHANTY!”

Dan harin itu menjadi hari terindah dan terburuk untuk Dhanty. Di satu sisi, ia tau bahwa cintanya terbalas dengan ketulusan. Dan di sisis lain, cintanya telah jauh meningglkan dia.

Senin, 15 Maret 2010

Lukisan Hati....mungkin kedengerannya aneh yach!!!!!but,,,itulah jiwaq
Ikutin terus yach karya2 terbaruq.....